HARAPAN









Malam yang dingin menyiksaku dengan suara-suara kesunyian
Menjadikan malamku murung laksana kaki-kaki gunung
Sekelilingku hanya ada desahan angin yang menatap batinku
Mendekam di bawah daun-daun yang terjalin menutupi tangan-tangan harapan.

Berharap masa itu datang dengan berharap
Menoleh ke semua penjuru berharap kepada sang pemberi harapan
Ternyata menjadi pengharap tak bisa dengan menghabiskan lisong dengan hisapan
Perlu tenaga yang melebehi batasan tenaga

Kesunyian dan dirimu adalah sama
Kesunyian berharap pada kebisingan
Sedangkan kau berharap kebisingan itu ada
Bertemanlah sebaik mungkin sampai dimana kesunyian melemparkanmu dalam kebisingan yang abadi

Menjadi orang yang hidup berbuatlah untuk hidup
Karena kehidupan laksana bumi yang menjadi tumpuan
Berpijak dengan nafas rab mu dan berjalanlah dengan kakimu
Sebab di kakimu ada perisai yang merealisasikan akalmu

Kehidupan adalah buah kerja kerasmu
Tidakkah kau lihat ibu-ibu yang memegang plastik susu anaknya
Bertahan hidup dengan kaki dan tangannya melebihi dari apa yang kau pikirkan
Begitulah hidup jangan kau berkelu kesah
Tidakkah kau tau di nuranimu ada sesuatu yang bersemayam
Mencambuk setiap sel-sel darahmu?

Jangan kau melihat keatas
Sebab diatas sana cukong-cukong sibuk mencari pensiunannya
Mandi dengan uang saudaranya
Bersembunyi di jalan-jalan raya kota

Meraka prihatin dengan kemelaratan
Katanya semua sudah masuk program kerja
Tinggal realisasi saja
Mulut meraka seperti busa-busa mandi mereka
Lembut dan hilang dengan seketika

Kesunyian di jalan raya adalah kenyataan
Kesunyian adalah lampu-lampu hijau jalan
Sementara kegembiraan adalah warna merah
Mereka menari di warna merah jalan raya
Berliak-liuk kesana kemari dengan wajah yang semberingah

mereka tidak pernah menipu
mereka tidak pernah mengeluh
memainkan lagu abadi
lagu-lagu kemiskinan dan harapan.

Penulis : Tegar F.D
Editing: Awal R.D




Tag : harapan
1 Komentar untuk "HARAPAN"

Back To Top