Maaf Ibu


 

Ibu
Kenapa engkau duduk di situ
Padahal mentari menyengat kulitmu
Akukah penyebab itu?

Ibu
Kenapa matamu berkaca-kaca
Tak sanggupkah kau melihat luka
Luka di jiwa dan badanku?

Badanku dari air susumu
Jangan kau paksa aku meminum air matamu
Sebab air matamu adalah pisau
Merobek-robek nuraniku
Mencabik-cabik hidupku
Menggilas kulit-kulit batinku

Ibu
Mengapa masih duduk di situ
Air matamu bercambur debu
Masa depankah sebab itu?

Masa depanku adalah rimba
bergelantungan di ranting pohon
Bernyanyi bersama burung-burung
Dan terbang pada rembulan

Aku melihat begitu banyak keringatmu
Mengalir di celah tulang keringmu
Tulang yang mengantar suramku
Terdiam di langit-langit impian

Ibu
Aku tak akan berjanji padamu
Untuk memberi manisnya madu-madu
Memberi bulan di pangkuanmu
Menanam mawar pada kebunmu

Aku di panah oleh sang waktu
Panah yang memaksaku untuk menepi
Menepi di jantung hari
Di telanjangi oleh sang sepi

Kini aku hanya sendiri ibu
Masa depanku masih menunggu
Menunggu di mata-mata mentari
Mentari yang menikam denyut jantungku

Tak sanggup aku menatapnya
Matanya kosong menikam batinku
Memaksa aku untuk kembali
Kembali kemasa aku berlari-lari

Ibu
Bersabarlah untuk masa depanku
Jangan buang air matamu
Tangisi jiwa dan badanku

Badanku ini seperti karang ibu
Keras terbenam di dasar laut
Walaupun tak bisa melihat langit
Tapi cahaya menembus airku

Tetapi jiwaku murung ibu
Aku tak bisa melihat daratan
Temanku ikan-ikan kecil
Menari-nari menghiburku

Ibu
Kenapa tangismu tidak juga berhenti
Apakah engkau malu pada penghina
Akukah penyebab itu?

Maafkan aku ibu
Aku tak mampu membalas air susumu
Susu yang mengalir dalam akalku
Menjadikan aku asing dari kampungku

Aku tak mampu menjadi penobat hatimu
Aku tak mampu menjadi khayalmu
Aku tak seperti apa yang ada di akalmu
Menjadi cahaya dalam gelapmu

Semoga suatu hari nanti
Tuhan merubah jalan hidupku
Menjadikanku sang matahari
Menerangi sisi yang gelap itu
  
Ibu
Sekarang usaplah air matamu
pergilah berbaring di kamarmu
Sebab disana batinku damai melihatmu
Menghilangkan beban dalam pejammu
Maaf ibu


Tag : ibu
0 Komentar untuk "Maaf Ibu"

Back To Top